Cara ubah stres jadi lebih sehat bagi tubuh
Cara ubah stres jadi lebih sehat bagi
tubuh
Tuesday, january 4 2022-Cococipy
| Photo by Andrea Piacquadio from Pexels |
Bicara tentang stres, kamu pasti sering mendengar bahwa stres
tidak baik bagi kesehatan, berbahaya dan terkesan perlu dihindari. Akan tetapi,
stres merupakan kondisi yang dialami setiap orang dari waktu ke waktu yang
tidak bisa dihindari. Menariknya, kita bisa loh mengubah reaksi stres menjadi
lebih sehat bagi tubuh.
Lantas bagaimana cara membuat stres bisa lebih sehat bagi
tubuh ? Yuk simak faktanya.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di
Universitas Harvard bernama tes sosial stres, dimana sebelum menjalani tes para
peserta di ajari untuk memandang reaksi stres mereka sebagai sesuatu yang
bermanfaat, misalnya degup jantung yang kencang diartikan sebagai respon untuk
mempersiapkan tubuh untuk beraksi, dan jika nafas mulai terasa lebih cepat,
jangan panik, justru itu akan memuat lebih banyak oksigen ke otak. Hasilnya,
ketika para peserta memandang reaksi stres mereka sebagai sesuatu yang
bermanfaat, mereka cenderung tidak terlalu gelisah dan lebih percaya diri.
Aspek yang kurang disadari dan cenderung tidak dihargai tentang
reaksi stres adalah stres dapat membuat kamu bersosialisasi. Kok bisa?
Reaksi stres biologis ini akan mendorong kamu untuk menceritakan masalahmu kepada orang yang kamu percaya dan bukan memendamnya.
Reaksi stres ini ingin memastikan kamu menyadari ketika ada
orang-orang disekitarmu yang sedang memiliki masalah, sehingga kalian bisa
saling memberi dukungan dan bukan mengabaikannya, dan ketika hidup terasa
sulit, reaksi stres ini ingin kamu agar dikelilingi orang-orang yang peduli
pada kamu dan bukan menghindarinya. Benarkan ? Namun kita cenderung melakukan
sebaliknya.
Efek lain dari oksitosin yang tak kalah bermanfaat terdapat dijantung. Jantung kita memiliki reseptor untuk hormon ini dan oksitosin membantu sel jantung untuk memperbarui diri dan menyembuhkan kerusakan yang disebabkan stres. Luar biasanya, semua manfaat dan keuntungan fisik dari oksitosin ini akan semakin meningkat melalui kontak sosial dan dukungan sosial.
Maksudnya, ketika kamu menjangkau orang-orang disekitarmu saat
sedang stres entah untuk mencari dukungan atau membantu orang lain, tubuhmu
akan lebih banyak melepaskan hormon yang
akan membuat reaksi stres kamu jadi lebih sehat dan akan membuat kamu pulih
lebih cepat dari stres. Kerenkan?
Penelitian ini dilakukan terhadap 1,000 orang dewasa berusia 34-93 tahun dimana mereka diberi 2 pertanyaan terkait stres berikut ini.
1.Seberapa sering kamu mengalami stres dalam satu tahun terakhir?
Kemudian para peneliti menggunakan data catatan kematian publik
selama 5 tahun kedepan untuk melihat hasilnya.
Dan hasilnya, untuk setiap pengalaman stres yang umum seperti
masalah finansial dan keluarga dapat meningkatkan resiko kematian sebesar 30%.
Tapi, nah disinilah letak pembedanya, hal ini tidak berlaku bagi semua orang.
Orang-orang yang menghabiskan waktu dengan membantu orang lain, justru tidak
menunjukkan adanya peningkatan resiko kematian. Faktanya nol.
Nah, hal ini menunjukan bahwa kepedulian terhadap orang lain dapat
menciptakan ketahanan terhadap stres.
Hal ini membuat kita menyadari bahwa efek berbahaya dari
stres ternyata dapat dihindari.
Cara kita berfikir dan bertindak terhadap stres bisa sangat
menentukan pengalaman stres kita, dimana ketika kita memilih untuk memandang reaksi
stres kita sebagai sesuatu yang bermanfaat, kita telah menciptakan keberanian
biologis dan ketika kita memilih untuk menjangkau orang lain ketika stres, selain
dapat mempererat hubungan hal ini juga dapat menciptakan ketahanan kita
terhadap stres yang membuat reaksi stres menjadi lebih sehat bagi tubuh.
Hal ini juga membuat kita sadar bahwa seberat apapun masalah
yang dihadapi kita pasti bisa melewatinya, bahwa kita tidak sendiri dan tidak
harus menghadapinya sendirian.